Publik Bisa Kecewa ke Jokowi

Kamis, 28 Agustus 2014 - 17:08 WIB
Publik Bisa Kecewa ke Jokowi
Publik Bisa Kecewa ke Jokowi
A A A
JAKARTA - Harapan masyarakat yang tinggi terhadap Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dinilai bisa berubah menjadi kekecewaan.

"Semakin tinggi harapan publik semakin mudah publik kecewa. Ini buah simalakama bagi pemerintahan Jokowi-JK," ujar peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar saat jumpa pers hasil penelitian tentang harapan dan ancaman Jokowi-JK di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (28/8/2014).

Dia memaparkan, publik memiliki keyakinan tinggi bahwa pemerintahan Jokowi-JK akan membawa perubahan lebih baik.

Bahkan, hasil survei LSI menyatakan persentase keyakinan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK mencapai 71,73%.

Sementara itu, persentase masyarakat yang pesimistis mencapai angka 14,11%.

"Sementara mereka yang menyatakan belum memutuskan sebesar 14,16%," kata dia.

Menurut dia, keyakinan publik yang tinggi berbanding lurus dengan harapan terhadap Jokowi-JK.

Angka harapan publik terhadap pemerintahan Jokowi juga lebih besar dibandingkan dengan hasil perolehan suara Jokowi-JK pada pilpres, 53,15%.

"Ini berarti semakin besar publik yang menaruh harapan terhadap pemerintahan Jokowi," tandasnya.

Dia menjelaskan, masyarakat yang berada di pedesaan, pendidikan rendah dan ekonomi lemah, adalah segmen yang paling menaruh harapan terhadap Jokowi-JK.

Apabila dibandingkan dengan harapan publik ke pemerintahan SBY, kata dia, pemerintahan Jokowi dibebani harapan yang lebih tinggi.

"Setelah ditetapkan menang satu putaran saja di tahun 2009 Oktober, keyakinan atau harapan publik atas SBY pada angka 68,50%," ucapnya.

Survei LSI dilaksanakan pada 23-27 Agustus 2014. Survei melibatkan 1.200 responden dari seluruh provinsi di Indonesia.

Survei melakukan multistage random sampling dengan margin of error survei ini sekitar 2,9%.

Selain itu, LSI juga melengkapi dan memperkuat analisis survei dengan data-data kualitatif yang didapatkan melalui metode in depth interview, focus group discussion (FGD) dan analisis media.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3343 seconds (0.1#10.140)