Masyarakat di Manado Panik BBM Subsidi Langka

Kamis, 28 Agustus 2014 - 13:55 WIB
Masyarakat di Manado Panik BBM Subsidi Langka
Masyarakat di Manado Panik BBM Subsidi Langka
A A A
MANADO - Meski kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi di Sulawesi Utara (Sulut) belum terjadi, namun masyarakat khususnya yang memiliki kendaraan terlihat panik.

Dari 46 Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) di wilayah kerja PT Pertamina (Persero) area Manado, 14 SPBU di Manado, para petugas operator sudah keteteran melayani konsumen yang terus mengantre.

"Memang sudah hampir sepekan ini, antrean tidak seperti biasanya. Mungkin masyarakat panik melihat pemberitaan di beberapa wilayah di Indonesia BBM sudah mulai langka, karenanya ingin cepat-cepat mengisi," ujar Supervisor SPBU Paal Dua Manado Rivel Lotulung pada Sindonews, Kamis (28/8/2014).

Antrean ini, kata dia, tidak hanya terjadi di tempatnya, namun beberapa supervisor SPBU lainnya baik di dalam maupun luar Manado, juga mengalami hal serupa.

"Hari ini ada pemangkasan di SPBU kami, tapi itu masih terhitung normal. Per hari, kadang masuk 40 kiloliter (kl) terbagi 32 kl premium dan 8 kl solar. Saat ini, premium sisa 24 kl sementara solar masih normal," jelasnya.

Pantauan di beberapa SPBU di Manado, seperti di SPBU Winangun, Sario, Malalayang, Boulevard, Sindulang, Tuminting, Kombos, Kairagi, Politeknik, Teling, Dendengan, Tanjung Batu, dan SPBU Rinroad, anteran rata-rata mengular, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, ikut barisan.

Iwan, sopir angkot rute Pasar 45-Tuminting ditemui bersama beberapa rekannya di SPBU Sindulang mengaku, sudah hampir sepekan mengantre lebih dari satu jam setiap hari.

"Kami sengaja mengisi bensin walau di dalam tangki masih banyak, takutnya BBM habis. Soalnya di televisi menyiarkan hampir semua SPBU di Indonesia kelangkaan BBM. Makanya kami setiap sekali putar rute, kami isi lagi," ujarnya.

"Kami kadang jengkel pada mobil plat pribadi yang ikut antre. BBM subsidi kan hak kami, bukan orang yang berduit seperti mereka (mobil pribadi)," ujar Deky Tendean, sopir angkot di SPBU Paal Dua.

Pakar Ekonomi Sulut Agus Tony Poputra mengatakan, kelangkaan BBM di Sulut memang belum terlihat. Hanya kepanikan warga saja melihat pemberitaan di beberapa daerah di luar Sulut, makanya wajar jika panik.

"Namun hal ini harus ada antisipasi dari Pertamina sebelum ada oknum memanfaatkan kesempatan ini untuk menimbun BBM," katanya.

Poputra berharap, baik Pertamina, aparat setempat sebaiknya turun langsung mengontrol di SPBU.

"Kelangkaan BBM di luar Sulut, bukan tidak mungkin akan sampai ke Sulut jika kouta BBM Pertamina menipis. Karana itu, antisipasi dan kerja sama serta kejujuran harus diutamakan pada kondisi seperti ini. Bukan memanfaatkan kesempatan," tuturnya.

Sebelumnya, Sales Eksekutive BBM Retail PT Pertamina (Persero) Area Manado Arief Rachman mengatakan, total suplai BBM per hari di 46 SPBU di Sulut masih normal, yakni 1.000 kiloliter (kl).

"Untuk daerah lain alasannya karena kuota APBNP dipotong dua juta kl, dari 48 juta kl menjadi 46 juta kil (premium solar kerosene). Jika pemakaian berlebihan dipastikan, November mendatang stok BBM bersubsidi habis merata di seluruh tanah air," jelasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3716 seconds (0.1#10.140)