Wajah Baru Seleksi CPNS

Rabu, 27 Agustus 2014 - 13:31 WIB
Wajah Baru Seleksi CPNS
Wajah Baru Seleksi CPNS
A A A
SELEKSI calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun ini yang menggunakan sistem online pantas mendapat apresiasi. Meski masih menyisakan celah, langkah untuk menjadikan seleksi CPNS ini yang lebih bersih dan transparan patut diacungi jempol. Dengan sistem ini, tentunya kongkalikong antara peserta dan penyelenggara bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Sistem online membuat peserta dan penyelenggara sulit bertemu dan melakukan transaksi sehingga seleksi CPNS dengan cara ini diyakini lebih bersih dari suap dan transparan. Memang wajar langkah pertama tidaklah sempurna.

Namun, setidaknya langkah ini harus bisa menjadi kiblat bahwa pemerintah menginginkan proses yang lebih bersih dari suap. Ini tentu akan menangkis perlahan tentang rahasia umum bahwa dengan uang sekian puluh juta atau bahkan ratusan juta seseorang akan bisa menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Karena sering terjadi, keberadaan permainan antara peserta dan oknum penyelenggara seolah sudah menjadi hal yang biasa dan terus terjadi. Artinya, suap di ajang seleksi CPNS seolah sudah lumrah terjadi yang artinya ini juga menganggap biasa praktik-praktik korupsi. Tidak perlu kita atau masyarakat menyalahkan oknum penyelenggara–dalam hal ini pemerintah.

Toh, ketika ada kesempatan menyuap, sebagian masyarakat pun seolah dengan sukacita memanfaatkan ini. Tentu, penyuap dan yang disuap adalah pihak-pihak yang menganggap praktik korupsi adalah sesuatu yang lumrah.

Uniknya, beberapa masyarakat yang kadang melakukan ini justru berteriak keras ketika mengomentari kasus korupsi juga. Inilah ironi di negeri ini. Tentu semua berharap masyarakat tidak menggunakan kesempatan menyuap begitu juga dengan oknum penyelenggara jangan membuka peluang untuk praktik suap.

PNS memang sepertinya masih menjadi profesi idola bagi masyarakat Indonesia. Bayangkan dari kuota 100.000 orang yang akan diterima, pendaftar pada hari pertama mencapai 5 juta orang. Padahal, penyelenggara menargetkan sekitar 1 juta pendaftar pada hari pertama.

Jumlah 5 juta tentu akan terus bertambah karena penutupan pendaftaran masih hingga 3 September nanti. PNS menjadi profesi idola karena memang dikesankan pekerjaan yang nyaman dan ketika berakhir mengabdi akan mendapatkan uang pensiun. Kondisi ini berbeda dengan bekerja di pihak swasta.

Gaji per bulan juga lumayan antara Rp1,3 juta untuk golongan satu terendah hingga Rp5 juta untuk golongan empat tertinggi. Karena kenyamanan kerja dengan gaji yang lumayan serta akhirnya mendapat pensiun, banyak yang berlomba ingin menjadi PNS.

Karena maraknya praktik suap ini membuat kualitas PNS banyak yang dipertanyakan. Karena masuk PNS dengan modal yang besar dengan menyuap, tentu wajar banyak yang menduga mereka akan melakukan praktik-praktik kotor seperti korupsi untuk mengembalikan modal. Ini yang menyebabkan PNS yang semestinya abdi masyarakat justru menjadi benalu masyarakat karena pelayanan yang tak maksimal.

Nah, sistem online seleksi CPNS ini akan mereduksi praktik-praktik suap yang acap terjadi. Pemerintah sebagai penyelenggara harus terus membenahi sistem ini agar menjadi lebih baik lagi.

Jika semangatnya adalah membersihkan praktik suap di seleksi CPNS, kita yakin ke depan sistem online ini akan lebih baik lagi dan semakin rapat menutup bahkan menghilangkan sama sekali praktik-praktik suap. Kita berharap, dengan cara ini, rahasia umum bahwa menjadi PNS bisa dengan cara ilegal yaitu menyuap bisa hilang dengan perlahan.

Seleksi CPNS dengan sistem online ini wajah baru bagi negeri ini untuk menjauhi praktik-praktik korupsi. Bukan sekadar sistemnya yang kita patut apresiasi, melainkan semangat dari sistem tersebut yang ingin menjauhkan cara-cara kotor yang sering muncul di negeri ini.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7040 seconds (0.1#10.140)