Kemendag Siapkan TFKN Atasi Anjloknya Harga Karet Dunia

Sabtu, 23 Agustus 2014 - 17:11 WIB
Kemendag Siapkan TFKN Atasi Anjloknya Harga Karet Dunia
Kemendag Siapkan TFKN Atasi Anjloknya Harga Karet Dunia
A A A
DENPASAR - Kementerian Perdagangan menaruh perhatian serius atas anjloknya harga karet dunia. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Partogi Pangaribuan mengungkapkan rencana pembentukan Task Force Karet Nasional (TFKN).

"Pembentukan TFKN merupakan hasil kesepakatan di Bali untuk mengatasi anjloknya harga karet dunia dan antisipasi perdagangan bebas regional dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN," tegas Partogi di sela acara "Sambung Rasa Perkaretan Nasional" yang digelar di Hotel Intercontinental Bali, Jumat (22/8/2014).

Peserta pertemuan menyepakati bahwa TFKN merupakan sinergi bersama antarkementerian dan pelaku usaha perkaretan. "Pembentukan Task Force ini beranggotakan Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, sektor perbankan, serta pelaku usaha perkaretan nasional, baik sektor hulu maupun hilir," ujarnya.

Hadir dalam kegiatan itu antara lain Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag Nurlaila Nur Muhammad, Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag Widodo, Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Kebijakan Luar Negeri Arlinda Imbang Jaya, Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Manajemen Junaedi, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Daud Husni Bastari, para pejabat Eselon 2 di lingkungan kementerian terkait, serta pelaku usaha perkaretan nasional.

Untuk menstabilkan harga karet dunia, Kemendag terus melakukan diplomasi dalam organisasi- organisasi karet internasional seperti International Tripartite Rubber Council (ITRC) dan International Rubber Consortium (IRCo), serta mengadakan pembicaraan pada negara-negara produsen utama karet dunia seperti Thailand dan Malaysia.

"Kami menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen utama karet dunia untuk menjaga keseimbangan supply dan demand karet alam dunia, serta menstabilkan harga karet internasional pada tingkat yang remuneratif bagi petani," ujar Partogi.

Diharapkan ke depannya, kerja sama internasional tersebut dapat dikembangkan dengan merangkul emerging rubber producing countries di tingkat ASEAN seperti Vietnam, Laos, dan Kamboja melalui rencana pembentukan ASEAN Rubber Committee sebagai salah satu perwujudan nyata dari ASEAN Economic Community.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4553 seconds (0.1#10.140)