Kemampuan Siswa SMK Diakui Dunia

Sabtu, 23 Agustus 2014 - 12:31 WIB
Kemampuan Siswa SMK Diakui Dunia
Kemampuan Siswa SMK Diakui Dunia
A A A
JAKARTA - Pemerintah menyatakan kemampuan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah medali dan peringkat di World Skill Competition (WSC).

Kepala Subdirektorat Kelembagaan dan Peserta Didik Direktorat Pembinaan SMK Ditjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud Teguh Widodo mengatakan, ajang WSC di Leipzig, Jerman 2-7 Juli 2013 lalu Indonesia meraih satu medali emas, satu medali perak, dan delapan medallion of excellence.

Adalah Ganjar Satrio dari SMKN 3 Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta meraih medali emas pada bidang lomba teknologi desain grafis. Sementara, Andrie Safargie dari SMK Teknika Cisaat Sukabumi, Jawa Barat, meraih medali perak bidang lomba pemodelan purwarupa mendapatkan uang tunai sebanyak Rp25 juta.

"Sebelumnya di ajang dua tahunan WSC di London Indonesia hanya meraih medali perak. Skill siswa SMK ini menunjukkan ada peningkatan apalagi kami bersaing dengan negara seluruh dunia," katanya di SMK 6 Palembang yang menjadi lokasi Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Nasional, Sabtu (23/8/2014).

Teguh menjelaskan, Indonesia pada 2013 lalu di peringkat ke 11 dari 47 negara peserta. Sebelumnya, pada dua tahun lalu di ajang yang sama, Indonesia berada di posisi 16 dari 48 negara.

WSC merupakan kompetisi keterampilan, pekerjaan, dan karir yang diadakan setiap dua tahun sekali di negara anggota. Kompetisi ini dikhususkan bagi pemuda atau siswa-siswi berusia 17-22 tahun untuk menunjukkan keunggulan mereka dalam keterampilan di profesinya.

Pada WSC yang akan diselenggarakan di Brasil 2015 nanti, ujarnya, Indonesia menargetkan menambah koleksi medali emas dan naik ke peringkat 10 besar dunia.

Menurut dia, sebelum diberangkatkan ke WSC Brasil para siswa diseleksi di LKS Nasional. Kali ini LKS dilaksanakan di Palembang dengan lokasi ujian tersebar di stadion olahraga Jakabaring dan beberapa SMK.

Siswa SMK dari 33 provinsi mengikuti LKS yang menguji 42 bidang keahlian. Beberapa bidang keahlian yang diujikan ialah bidang akuntansi, robotik, desain grafis, pemasangan batu bata dan keramik, pastry dan tata busana.

Dia menjelaskan, soal mengacu ke soal yang diujikan di WSC. "Dengan memakai standar soal dan penilaian internasional kita yakin kemampuan siswa akan mengglobal juga. Sudah tentu kami ingin meraih lebih banyak medali dari WSC nanti," ujarnya.

Dia menjelaskan, keikutsertaan Indonesia di ajang WSC sudah sejak 2005. Pada saat itu, kata dia, Indonesia baru mengikuti empat bidang lomba. Menurut dia, tren peringkat Indonesia naik dalam setiap keikutsertaannya.

Pada tahun 2005, kata dia, Indonesia berada di posisi 38. Peringkatnya naik ke posisi 21 di tahun 2007. Meski sempat turun ke posisi 23 di tahun 2007, tetapi pada 2011 bertengger di posisi 16 besar.

Ajang ini, kata Teguh, untuk menunjukkan tingkat kompetensi anak negeri ke dunia internasional. Termasuk sekaligus sebagai benchmark keterampilan.

Selain itu, untuk membaca tren ke depan di bidang teknologi yang berkembang saat ini. "‎Ajang ini juga digunakan untuk membangun jejaring antarnegara dalam hal keterampilan dan perkembangan teknologi,” katanya.‎

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh berpesan agar menggunakan WSC untuk mengukur keterampilan kompetensi teknis dan membandingkannya dengan negara lain.

Ajang ini, kata Mendikbud, sekaligus untuk mengetahui perkembangan keterampilan negara lain dilihat dari kompetensi pesertanya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8735 seconds (0.1#10.140)