Kinerja Perbankan Sulut Triwulan II Tumbuh Melambat

Jum'at, 22 Agustus 2014 - 19:34 WIB
Kinerja Perbankan Sulut Triwulan II Tumbuh Melambat
Kinerja Perbankan Sulut Triwulan II Tumbuh Melambat
A A A
MANADO - Pertumbuhan kinerja perbankan Sulawesi Utara (Sulut) secara umum menunjukan perlambatan, sejalan dengan arah kebijakan moneter.

Data perbankan yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) untuk periode triwulan II/2014 menunjukan, perlambatan pertumbuhan ini berasal dari sisi kredit, sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK/tabungan) di Sulut relatif meningkat.

"Total aset perbankan kita di triwulan II ini tumbuh 11,81% (YoY) menjadi Rp32,74 triliun. Penyerapan DPK tumbuh sebesar 14,16% (YoY) atau mencapai Rp20,06 triliun. Sementara jumlah kredit tercatat Rp25,26 triliun atau tumbuh 11,36% (YoY), berasal dari kredit konsumsi dan modal kerja," terang Kepala BI perwakilan Sulut Luctor Tapiheru, Jumat (22/8/2014).

Dia menjelaskan, kondisi pertumbuhan dari sisi aset, DPK dan kredit ini menunjukan stabilitas sistem perbankan di Sulut pada triwulan II/2014 secara umum terjaga. Non performing loan (NPL) relatif terkendali dengan rasio NPL tercatat sebesar 3,73%.
"NPL ini berada di bawah batas ketentuan kami (BI) yakni dikisaran 5%, artinya ini masih baik," jelasnya.

Sementara, untuk aspek intermediasi perbankan yang tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) masih berada pada level di atas 100%, yakni sebesar 126,01%.

"LDR kita sangat ketat, yang sekaligus menunjukan kompetisi perbankan makin sehat," ujarnya.

Asisten Direktur BI Sulut Eko Siswantoro mengatakan, selama triwulan II/2014 BI juga mencatat aliran uang kartal yang keluar di Sulut sebesar Rp1,3 triliun, sedangkan aliran uang yang masuk hanya sejumlah Rp1,13 triliun.

"Selisihnya sekitar Rp170 miliar ini yang beredar di masyarakat," ungkapnya.

BI memproyeksikan, perkembangan sektor keuangan khususnya perbankan di Sulut masih akan tumbuh positif kendati mengalami perlambatan, khususunya di sisi aset dan kredit.

Sementara, untuk DPK diprediksi juga akan kembali tumbuh tunggi seiring tingginya minat masyarakat untuk menyimpan dana di perbankan.

"Dari sisi likuiditas tertahannya BI Rate dalam delapan bulan terakhir ini ikut memengaruhi. Selain itu, juga harapan kita agar gerakan nasional non tunai dapat lebih dipilih masyarakat," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5790 seconds (0.1#10.140)