Kisah Cinta Soekarno dengan Fatmawati (Bagian-1)

Jum'at, 22 Agustus 2014 - 05:00 WIB
Kisah Cinta Soekarno dengan Fatmawati (Bagian-1)
Kisah Cinta Soekarno dengan Fatmawati (Bagian-1)
A A A
BENGKULU - Cerita mengenai kehidupan Soekarno sang Proklamator sangat banyak dan menarik untuk dikupas. Cerita Pagi kali ini akan mengupas sedikit kisah cinta Soekarno dengan istrinya Fatmawati.

Dalam buku Fatmawati Sukarno, The First Lady, karya Arifin Suryo Nugroho yang diterbitkan Penerbit Ombak, 2010 disebutkan awal pertemuan Putra Sang Fajar dengan Fatmawati karena kedekatan sang Proklamator ini dengan Hassan Din ayah kandung Fatmawati.

Saat itu pada tahun 1938 tepatnya tanggal 14 Februari, Bung Karno bersama keluarganya dibuang oleh Pemerintah Kolonial Belanda ke Bengkulu. Di Bengkulu, Soekarno ditemani istrinya Inggit Garnasih dan dua anak angkatnya Ratna Djuami serta Kartini dengan seorang pembantunya bernama Riwu.

Begitu mengetahui kalau Soekarno yang merupakan seorang pemimpin pergerakan nasional dibuang ke Bengkulu, Hassan Din yang juga keturunan ke-6 dari Kerajaan Putri Bunga Melur ini langsung mencari kediaman sang orator ulung dan terkenal ini.

Kabar kedatangan Soekarno ini didapat Hassan Din dari istrinya sendiri Siti Chadijah. Mengapa Hassan Din begitu ingin bertemu Soekarno karena ayahanda Fatmawati ini juga merupakan aktivis pergerakan nasional bersama istrinya Siti Chadijah.

Selain itu Hassan Din juga mempunyai maksud untuk mengajak Soekarno yang berpendidikan tinggi ini supaya mau mengajar di sekolah Muhammadiyah di Bengkulu. Singkat cerita Hassan Din yang kala itu berprofesi sebagai pedagang sayur akhirnya dapat bertandang ke rumah Bung Karno di Bengkulu.

Dalam pertemuan pertama ini Hassan Din mengutarakan maksudnya dan Bung Karno pun menyetujui untuk mengajar di sekolah Muhammadiyah tersebut. Malahan Bung Karno mempersilahkan Din untuk datang kembali jika ada waktu.

Nah pada pertemuan kedua Hassan Din mengajak serta Istri dan anaknya Fatmawati. Ketika datang ke rumah Soekarno, Fatmawati mengenakan baju kurung merah hati dan kerudung kuning dengan hiasan bordir.

Sehingga kelihatan cantik dikenakan Fatmawati yang berkulit kuning langsat itu. Karena itulah Bung Karno yang telah beristri Inggit kala itu langsung jatuh hati dalam pandangan pertama.

Dalam pertemuan itu Fatmawati yang seusia dengan anak angkat Soekarno, Ratna Djuami langsung menjadi akrab.

Dalam percakapan saat itu muncul persoalan sekolah Fatmawati, karena putri Hassan Din ini tidak sekolah lagi setelah keluar dari kelas 5 HIS.

Kemudian Fatma demikian sapaan akrab putri Hassan Din ini ditawarkan oleh Ratna Djuami untuk melanjutkan sekolah. Dan Fatmawati pun bersedia sehingga Hassan Din menitipkan anaknya tersebut untuk tinggal bersama keluarga Soekarno.

Lalu mulai hari itu di bulan Agustus 1938, Fatmawati mulai tinggal di rumah Soekarno. Tinggalah Fatma bersama Djuami dalam satu kamar.

Dengan dibantu Soekarno akhirnya Fatmawati dapat diterima di RK Volkshool sekolah tertinggi di Bengkulu. Oleh Bung Karno, Fatma diperlakukan sama dengat Djuami. Keduanyapun dibelikan sepeda oleh Soekarno agar bisa bersama-sama ke sekolah, begitu juga dengan perlengkapan lainnya.

Seiring perjalanan waktu Fatma semakin akrab dengan keluarga barunya, khususnya dengan Soekarno sendiri. Soekarno mengenang Fatma sebagai gadis cantik manis dan anggun.

Diam diam jiwa muda Soekarno kembali bergelora. Seiring dengan perjalanan waktu Soekarno agaknya mulai mempunyai perasaan yang lain terhadap Fatma. Dalam otobiografinya yang ditulis Cindy Adams, Soekarno menerangkan bahwa kebahagiaan di Bengkulu bertambah lengkap dengan hadirnya Fatmawati.

"Aku senang dengan Fatmawati. Kuajari dia bermain bulutangkis. Dan dia kuajak berjalan-jalan di sepanjang pantai pesisir Bante Pandjang," tulis Bung Karno dalam otobiografinya.

Kedekatan Soekarno dengan Fatmawati akhirnya mengusik hati Inggit bahkan keluarganya. Saat Djuami atau Kartika berselisih dengan Fatmawati, Inggit mulai melihat kalau Soekarno seolah-olah selalu berada di pihak Fatma.

Akhirnya ketegangan mereda saat Fatma memutuskan untuk pindah ke rumah sang nenek yang tak jauh dari kediaman Soekarno.

Setelah tinggal di rumah neneknya, Fatma sempat didatangi seorang pemuda yang menaruh hati pada putri Hassan Din ini. Saat berlangsung pameran kerajinan sekolah pada 1939, pemuda tersebut sempat berbincang panjang lebar berdua dengan Fatma di RK Volkshool. Ketertarikan pemuda tersebut terhadap Fatmawati diketahui putri Hassan Din beberapa minggu setelah pertemuan di sekolahnya.

Di mana pemuda tersebut adalah anak seorang Wedana Bengkulu. Saat itu paman dan bibi Fatmawati mengajaknya berkunjung ke rumah orangtua pemuda tersebut.

Sementara itu, hubungan Fatmawati dengan keluarga Soekarno membaik setelah saudara sepupu Soekarno meminang adik perempuan Din. Soekarno dengan Fatma semakin dekat saat Putra Sang Fajar ini mengajari Fatmawati, Bahasa Inggris. Seminggu sekali Soekarno mengunjungi Fatma untuk mengajarinya bagaimana menulis dan membaca Bahasa Inggris dengan benar.

Soekarno pun kerap berdiskusi dengan Fatma dalam banyak hal mulai dari masalah tanah air, kemerdekaan, falsafah, kondisi sosial politik hingga poligami. Kedekatan keduanya semakin menjadi ketika Inggit mengantarkan anak angkatnya Ratna Djuami ke Yogyakarta untuk melanjutkan sekolah di Perguruan Taman Siswa.

Sementara Bung Karno tetap harus berada di Bengkulu. Selama ditinggal Inggit, Soekarno kerap mengajak Fatmawati berjalan-jalan selepas memberikan les Bahasa Inggris. Bahkan Fatmapun kerap diajak mengunjungi rumahnya.

Oleh Soekarno, Fatma yang hobi dengan tanaman juga kerap diajak menata pot-pot bunga di depan rumah maupun di halaman belakang. Dari sinilah benih-benih cinta keduanya semakin bersemi.

Ingin tahu kelanjutan kisah cinta Soekarno dan Fatmawati, baca Cerita Pagi besok
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3597 seconds (0.1#10.140)