Bentrokan Polisi-Satpol PP di Mamasa Jangan Dibesar-besarkan

Rabu, 20 Agustus 2014 - 21:10 WIB
Bentrokan Polisi-Satpol PP di Mamasa Jangan Dibesar-besarkan
Bentrokan Polisi-Satpol PP di Mamasa Jangan Dibesar-besarkan
A A A
POLEWALI - Kapolda Sulselbar Irjen Pol Burhanuddin Andi meminta bentrok antara anggota polisi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, tidak perlu dibesar-besarkan.

"Perselisihan antara polisi dan Satpol PP itu terjadi hanya karena kesalahpahaman saja. Tidak perlu dibesar-besarkan," kata Kapolda kepada wartawan di Polewali, seusai kunjungannya ke Mamasa, Rabu (20/8/2014).

Menurut Kapolda, dirinya sudah bertemu dengan pihak-pihak terkait, baik dari unsur pemda, dan tokoh adat. Secara institusi, Kapolda menyampaikan permohonan maaf terkait insiden yang sempat mengganggu ketenteraman wilayah itu. "Kita harapkan kejadian ini tidak terulang lagi, dan terus menjaga situasi yang kondusif," tutur Kapolda.

Terkait dengan perusakan salah satu pos lalu lintas, Kapolda mengaku sangat menyesalkan kejadian itu. Fasilitas pos lantas yang dibakar itu bukan milik Polri sendiri, tetapi milik seluruh masyarakat di Mamasa.

Sementara, terhadap anak buahnya yang terlibat dalam insiden itu, pihaknya akan tetap memberlakukan sanksi disiplin. Etika yang ada di kepolisian akan tetap jalan dengan menindak tegas anggota yang tidak menghayati diri sebagai pengayom, pelayan, dan penegak hukum.

Sementara, hasil perdamaian antara pihak terkait yang difasilitasi oleh Pemkab, Dandim, dan tokoh adat, telah memutuskan bahwa anggota polisi yang terlibat dalam insiden itu dikenakan denda satu ekor babi dan kerbau. Denda tersebut untuk dimakan bersama dalam rangka merekatkan persaudaraan.

"Tadi saya sudah dari Mamasa. Perdamaian sudah dilakukan dan disepakati bersama tokoh adat untuk memberikan sanksi atau denda berupa satu ekor babi dan kerbau untuk dimakan bersama," tambah Kapolda.

Menurutnya, denda yang telah diberikan tersebut tujuannya untuk merekatkan kembali tali persaudaraan baik polisi, satpol PP, dan masyarakat yang sempat berselisih. Sehingga, situasi yang aman di Mamasa tetap terjaga.

Seperti diketahui, bentrokan antara oknum anggota polisi dan Satpol PP di Mamasa terjadi setelah penurunan bendera 17 Agustus lalu. Karena salah paham, dua orang anggota Satpol PP yakni Bungga dan Benyamin mengalami luka di bagian kepala. Insiden itu kemudian berlanjut hingga malam, bahkan melibatkan warga hingga berujung pada pembakaran sebuah pos lantas.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0686 seconds (0.1#10.140)