Demo Setahun Pertumpahan Darah di Mesir, 2 Tewas

Jum'at, 15 Agustus 2014 - 09:46 WIB
Demo Setahun Pertumpahan Darah di Mesir, 2 Tewas
Demo Setahun Pertumpahan Darah di Mesir, 2 Tewas
A A A
KAIRO - Seorang demonstran dan seorang polisi ditembak mati di Kairo. Insiden itu terjadi dalam demonstrasi menandai setahun pertumpahan darah di Mesir.

Demo itu menandai peristiwa kudeta militer terhadap Presiden Mohamed Morsi yang berlanjut dengan demonstrasi mematikan yang berlangsung lama. Pemimpin militer saat ini, yakni Abdel Fattah al-Sisi kini menjadi presiden Mesir setelah menang Pemilu.

Sebelum demonstrasi pecah kemarin, orang-orang bersenjata dengan sepeda motor menembak seorang mati seorang polisi. Pejabat keamanan Mesir menyatakan, ada 30 anggota Ikhwanul Muslimin yang ditangkap kemarin atas tuduhan terlibat kerusuhan.

Organisasi Ikhwanul Muslimin yang merupakan pendukung utama Morsi, telah dilarang di Mesir dan dinyatakan sebagai organisasi teroris sejak tahun lalu. Sejak Morsi digulingkan, serangan militan bersenjata, terutama di Sinai belum terhenti. Sasaran para militan adalah polisi dan tentara Mesir.

Para pendukung Morsi tidak bisa menerima atas tewasnya ratusan rekan mereka dalam serangkaian demonstrasi menuntut militer mengembalikan kekuasaan Morsi. Human Rights Watch baru-baru ini juga merilis laporan pembunuhan ratusan orang pro-Morsi dan menganggap insiden mematikan itu sebanding dengan pembantaian di Tiananmen Square, China.

Kelompok HAM juga menyerukan PBB menyelidiki peran Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan pejabat militer lain kala itu dalam insiden berdarah di Mesir.

Sementara itu, mantan Perdana Menteri Hazem al-Beblawi, yang kabinetnya ikut andil dalam pembubaran kelompok pendukung Morsi ikut prihatin atas hari pertumpahan darah setahun lalu. ”Itu adalah hari yang keras dan sedih bagi Mesir, karena banyaknya korban tewas,” katanya kepada al-Masry al-Youm, semalam (14/8/2014).

”Siapa pun yang melakukan kesalahan harus diadili. Ini adalah suara Mesir, bukan permintaan Barat. Kami menyambut penyelidikan independen oleh organisasi hak asasi manusia atas insiden, kondisi dan akibatnya,” lanjut dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2792 seconds (0.1#10.140)