Giliran Tempat Karaoke dan Kost di Dolly Dirazia

Kamis, 31 Juli 2014 - 20:57 WIB
Giliran Tempat Karaoke dan Kost di Dolly Dirazia
Giliran Tempat Karaoke dan Kost di Dolly Dirazia
A A A
SURABAYA - Pasukan gabungan dari Polrestabes Surabaya, Satpol PP Kota Surabaya, dan Kesbanglinmas Kamis sore (31/7/2014) menyisir sejumlah wisma di Kompleks Lokalisasi Dolly.

Pasukan berjumlah 200 personel dengan senjata lengkap itu menyisir ke sejumlah gang dan memasuki wisma satu persatu.

Upaya tersebut dilakukan untuk mencari Pekerja Seks Komersial (PSK) maupun mucikari yang tetap nekat beroperasi. Sayang, usaha tersebut tidak berhasil.

Tak satupun PSK maupun mucikari yang berhasil diamankan. Sebab petugas gabungan hanya mendapati kursi kosong dan bebearpa pekerja yang tengah membersihkan ruangan.

Informasi yang dihimpun, sejak dua hari lalu, geliat Lokalisasi Dolly mulai terasa. Beberapa wisma dan tempat karaoke bahkan nekat buka, kendati dengan cara sembunyi-sembunyi.

Fakta tersebut terungkap dari kamera CCTV di sekitar lokalisasi, yang tersambung langsung ke server Wali Kota dan Kapolrestabes Surabaya. Razia kemarin adalah respon atas rekaman CCTV itu.

Kepala Bakesbanglinmas Kota Surabaya Soemarno menjelaskan, razia dilakukan untuk mengantisipasi beroperasinya kembali bisnis prostitusi. Pihaknya tidak ingin pasca penutupan 18 Juni lalu, wisma kembali buka dan prostitusi kembali sedia kala.

“Pemkot Surabaya ingin Kampung Putat Jaya ini menjadi hunian yang menyenangkan. Bebas dari prostitusi, minuman keras dan segala yang ilegal. Nah, razia ini untuk memastikan bahwa mereka tidak beroperasi lagi,” tegas Soemarno di sela-sela kegiatan, Kamis (31/7/2014).

Menurut Semarno, bukan hanya wisma saja yang mendapat pengawasan ketat. Tetapi juga tempat karaoke, panti pijat dan kost-kostan. Sebab, ada indikasi, para pemilik wisma beralih kedok dengan membuka bisnis karaoke.

“Ini (tempat karaoke) yang tengah kami waspadai. Jangan sampai ada prostitusi terselubung dengan berkedok tempat karaoke atau sejenisnya,” tegas pria berkumis ini.

Dijelaskan Soemarno, tim Rumah Hiburan Umum (RHU) Kota Surabaya terdiri dari Satpol PP, Linmas dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan menutup secara berkala tempat-tempat karaoke itu. Selain khawatir menjadi tempat prostitusi terselubung, keberadaannya juga ilegal.

“Mereka tidak punya izin, dan selamanya tim RHU tidak akan memberi izin. Sebab ini memang bukan zoning usaha. Tempat ini adalah perkampungan. Ada banyak sayarat sebuah tempat karaoke bisa berdiri. Selain tidak berhimpitan dengan pemukiman penduduk. Lokasinya juga harus berada di zona usaha,” urainya.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Irvan Widianto menambahkan, razia gabungan akan terus dilakukan sampai lokalisasi benar-benar tutup.

Meski begitu, pihaknya tidak akan menempatkan personel secara khusus di kompleks tersebut. Selain menghindari ketegangan, pihaknya juga tidak ingin penduduku sekitar terganggu.

“Sambil menunggu konsep alih fungsi lokalisasi dari Pemkot Surabaya, kami bersama dengan aparat kepolisian akan berjaga-jaga, termasuk melakukan razia. Jangan sampai, lokalisasi ini beroperasi lagi,” tukas mantan Camat Rungkut ini.

Selain kompleks wisma, kawasan kost-kostan juga akan mendapat perhatian serius. Sebab ada indikasi, para PSK masih bersumbunyi di tempat-tempat itu.

Kemarin, misalnya, pihaknya mengamankan tiga penghuni kost asal Blitar, Lumajang dan Kediri. Mereka diamankan karena diduga menjadi PSK.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Muspika setempat untuk melakukan pendataan terhadap seluruh penghuni kost. Mereka akan diidentifikasi, asalnya dari mana dan pekerjaannya apa. Bila terbukti PSK maka akan dipulangkan. Sementara pemilik akan kami pidanakan,” tegasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5891 seconds (0.1#10.140)