Pernyataan Lengkap SBY Tanggapi WikiLeaks

Kamis, 31 Juli 2014 - 17:00 WIB
Pernyataan Lengkap SBY Tanggapi WikiLeaks
Pernyataan Lengkap SBY Tanggapi WikiLeaks
A A A
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklarifikasi informasi terbaru yang dikeluarkan WikiLeaks tentang perintah pencegahan pemerintah Australia untuk mempublikasi kasus dugaan korupsi para tokoh dan pemimpin Asia. Presiden SBY dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ikut disebut dalam informasi tersebut.

Tanggapan dan klarifikasi itu disampaikannya saat jumpa pers di kediamannya, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/7/2014).

Berikut pernyataan Presiden SBY tersebut secara lengkap:

Hari ini saya akan menyampaikan penyataan berkaitan dengan satu isu agar tidak berkembang ke sana kemari dan akhirnya menimbulkan persepsi keliru di rakyat indonesia.

Ini berkaitan dengan percetakan uang di negara sahabat, oleh karena itu mendampingi saya yang mewakili Gubernur Bank Indonesia karena Gubernur Bank Indonesia lagi di luar kota, diwakili Deputi Gubernur Senior Mirza dan Menteri Keuangan juga sedang di luar juga diwakili Ditjen Perbendaharaan Marwanto.

Sebenarnya konsentrasi dan tugas saya sekarang sebagai Presiden adalah memantau pengamanan dan pelayanan mudik Lebaran, karena ada 30 juta lebih saudara-saudara kita kurang lebih sedang melaksanakan mudik Lebaran di berbagai wilayah di Indonesia.

Tadi siang saya komunikasi dengan Kapolri yang sedang di jalur selatan ikut mengendalikan operasi pengamanan mudik, Alhamdulillah hingga saat ini pada prinsipnya mudik Lebaran dapat dikelola dengan baik, tidak ada sesuatu yang sangat menonjol dalam arti buruk, tentu ada masalah dan terus dicari dan dicarikan solusinya dan diselesaikan.

Kedua, saya berkewajiban memastikan Pilpres 2014 bisa dituntaskan, sehingga 20 Oktober dapat dilakukan suksesi kepemimpinan secara demokratis. Saudara mengetahui pasangan Prabowo dan Hatta membawa perselisihan KPU ke Mahkamah Konstitusi, tentu saya dan semua pihak harus mengawalnya agar semuanya dapat berjalan dengan baik.

Ketiga, saya terus mengikuti perkembangan di jalur gaza Palestina, saya terus mengikuti krisis kemanusiaan itu sudah melampaui batas kepatutannya.

Hari ini saya sudah menulis surat terbuka yang saya tujukan ke seluruh pemimpin dunia dan sudah dimuat di Street Time dan sudah di rilis di Facebook SBY, kita ingin tragedi kemanusiaan itu diakhiri, gencatan senjata bisa diberlakukan.

Kita tidak tega anak-anak, golongan lanjut usia itu menjadi korban baik meninggal maupun luka-luka dan mereka orang-orang yang tidak berdosa.

Perhatian keempat di masa libur bersama itu, mengikuti proses investigasi pesawat MH17, karena ada 14 orang WNI yang menjadi korban, kita ingin investigasinya berlangsung baik, dan kalau sudah diidentifikasi dengan benar, jenazah bisa langsung diserahkan ke sanak keluarganya dan bisa membuat kejelasan bagi masyarakat.

Namun kembali dikejutkan oleh sebuah berita yang dikeluarkan oleh WikiLeaks dan kemudian dilansir atau diberitakan ulang oleh nasional.sindonews.com, saya akan bacakan poin atau butir-butir penting yang diberitakan oleh Sindonews.com itu yang diambil dari Sindonews.com.

Dan sayang Sindonews.com tidak melakukan klarifikasi terlebih dahulu terhadap saya, padahal isu itu sangat sensitif. Ini memerlukan pengertian bersama, kalau Sindonews.com punya iktikad baik sesuai dengan kode etik jurnalistik, maka bagus kalau sebelum dilepas ke masyarakat luas, ada komunikasi atau klarifikasi dari saya.

Tapi itu sudah terjadi. Apa yang diberitakan oleh Sindonews.com yang mengambil berita dari WikiLeaks, itu judulnya pun seram, "Ungkap Dugaan Korupsi, WikiLeaks Sebut SBY dan Mega."

Disebutkan beberapa kalimat di situ, situs antikerahasiaan WikiLeaks merilis perintah pencegahan pemerintah Australia untuk mengungkap kasus dugaan korupsi para tokoh dan pemimpin Asia. Dari beberapa tokoh itu, nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri ikut disebut WikiLeaks.

Menurut dokumen WikiLeaks tertanggal 29 Juli 2014, ada kasus dugaan korupsi multijuta dolar yang secara eksplisit melibatkan beberapa tokoh dan pemimpin Asia seperti Indonesia, Malaysia dan Vietnam, termasuk keluarga dan pejabat senior masing-masing negara itu.

Dikatakan lebih lanjut oleh Sindonews.com, perintah super untuk memerintahkan keamanan nasional (Australia) untuk mencegah pelaporan tentang kasus ini, oleh siapa saja. (Tujuannya) untuk mencegah kerusakan hubungan internasional Australia.

Begitu yang diungkapkan. WikiLeaks juga menyebut ada 17 individu dalam kasus itu. Tentu di seluruh Asia negara-negara yang disebut-sebut.

Saudara-saudara, berita seperti ini saya tahu cepat beredar, dan kemudian karena sangat sensitif dan menyangkut kehormatan dan harga diri baik Ibu Mega Soekarnoputri, mantan Presiden RI maupun saya sendiri, maka saya mengambil keputusan tadi pagi untuk melakukan sesuatu bertindak dan kemudian mengeluarkan pernyatan yang Alhamdulillah bisa kita laksanakan sekarang ini dan terima kasih atas kesediaan teman-teman wartawan untuk meneruskan apa saya sampaikan ini bisa kepada saudara-saudara kita rakyat Indonesia.

Karena yang jelas pemberitaan WikiLeaks dan Sindonews.com itu saya nilai mencemarkan merugikan nama baik Ibu Megawati dan saya sendiri. Juga menimbulkan spekulasi kecurigaan, bisa-bisa fitnah nanti terhadap baik Ibu Mega maupun saya.

Saya katakan tadi, setiap saya mengeluarkan pernyataan haruslah berangkat dari fakta keterangan dan informasi yang lengkap, oleh karena itulah sejak tadi pagi saya bekerja untuk mendapatkan informasi dan keterangan itu dan karena saya anggap sudah cukup, maka Insya Allah saya sampaikan.

Saya berharap pernyataan saya ini didengar oleh WikiLeaks, dimanapun WikiLeaks berada, oleh Sindonews.com, pimpinan-pimpinannya dan juga wartawannya. Oleh pemerintah otoritas Australia dan bahkan saya juga berharap didengar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Karena saya ingin segala sesuatunya terang benderang di negeri ini.

Semangat kita sama untuk melakukan pencegahan dan pemberaantasan korupsi. Karena diberitakan seolah-olah ada korupsi, saya berharap saudara-saudara kita yang ada di KPK juga bisa mendengarkan apa yang saya sampaikan ini.

Saudara-saudara saya telah mendengarkan penjelasan keterangan informasi antara lain Gubernur Bank Indonesia, saudara Agus Martowardojo melalui telepon, yang kedua Menteri Keuangan saudara Chatib Basri melalui telepon, kemudian Kapolri.

Esensinya atau rangkuman penjelasan baik Gubernur Bank Indonesia maupun Menkeu sebagai berikut:

Pertama, memang benar Indonesia pernah mencetak uang di Australia, dilaksanakan pada tahun 1999, yang mencetak dikatakan adalah NPA (North Printing Australia), dan organisasi itu berada dalam naungan Bank Central Australia, yang dicetak pada tahun 1999 itu adalah 550 juta lembar dengan pecahan Rp100 ribu, itu fakta yang pertama.

Yang Kedua, keputusan kebijakan pengawasan dan kewenangan mencetak uang itu termasuk mencetak uang di Australia itu ada pada Bank Indonesia, bukan pada pemerintah, bukan pada Presiden.

Yang ketiga, hal itu memang menjadi kewenangan Bank Indonesia serta menjadi tugas Bank Indonesia atas dasar sesuai dengan Undang-undang BI dan peraturan yang berlaku bagi BI, itu yang ketiga, ada landasan hukumnya.

Keempat, sebenarnya Ibu Mega dan saya sendiri pada tahun 1999 itu belum menjadi Presiden, tetapi poin saya adalah ya memang itu kewenangan BI, jadi siapapun presidennya pada thun 1999 itu atau pada saat uang itu dicetak di Australia, tidak terlibat dalam arti mengambil keputusan menetapkan kebijakan ataupun mengeluarkan perintah-perintah presiden.

Dengan demikian, dengan empat fakta dan hal penting itu, berita yang dikeluarkan WikiLeaks yang diaplikasi oleh Sindonews.com sesuatu yang menyakitkan.

Saya juga mengikuti apa yang sedang dilaksanakan di Australia, Menlu telah melaporkan ke saya setelah berkomunikasi dengan duta besar kita. Di Canberra maupun Duta Besar Australia yang ada di Indonesia.

Dan atas penjelasan yang telah disampaikan ke saya itu, proses penegakan hukum yang sedang berlangsung di Australia, saya justru berharap, saya meminta kepada pemerintah dan otoritas Australia untuk pertama membuka seterang mungkin penegakan hukum itu, jangan ditutup-tutupi.

Dua, kalau ada elemen di Indonesia misalnya siapa yang dianggap terlibat pada penyimpangan yang mungkin terjadi pada percetakan itu, tolong itu diungkap, dan ditunjuk dan nantinya diusut siapa orang itu, kalau dianggap melanggar hukum apa kasus dan pelanggaran hukumnya, dan saya juga berharap, kalau memang ada, bekerjasamalah dengan KPK Indonesia.

Ketiga, jangan justru pemerintah Australia mengeluarkan kebijakan dan statement yang kemudian malah menimbulkan kecurigaan ataupun tuduhan terhadap pihak-pihak di luar Australia. Contohnya disebut mantan Presiden Megawati dan saya sendiri, ataupun siapapun, justru kebijakan seolah-olah jangan melibatkan pihak-pihak di luar Australia itulah yang saya tidak menghendaki, karena menimbulkan kecurigaan di Indonesia dan negara-negara lain di Asia.

Keempat, saya minta Australia segera mengeluarkan statement yang terang agar nama baik Ibu Mega dan saya sendiri tidak dicemarkan, agar tidak ada kecurigaan terhadap pejabat Indonesia lainnya, dan itu penting, kita ingin dengar langsung dari Australia.

Kelima, jika ada WNI yang terlibat mari kita tegakkan hukum bersama, Indonesia dan Australia adalah negara hukum, kami menghargai hukum. Indonesia sedang kampanye (anti) korupsi yang agresif, tanpa pandang bulu.

Oleh karena itu kalau ada sebutkan, yang penting terang. Australia bicaralah tentang WikiLeaks, jangan diam karena kalau diam menimbulkan kecurigaan.

Saya berpesan kepada deputi senior untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap, rinci dan teknis. Sekali lagi, kita ingin transparansi kita junjung bersama, tegakkan kebenaran. Karena dengan menegakkan kebenaran kita akan mendapatkan keadilan. Jangan orang-orang yang tidak tahu menahu, yang tidak berdosa, mendapatkan pencemaran nama baiknya, sehingga keadilan tidak tegak.

Itulah pesan dan harapan saya selaku Presiden Republik Indonesia kepada kita semua, termasuk Australia. Dengan demikian kami akan terus mengemban tugas sampai akhir penugasan kami dengan baik tanpa ada persepsi yang tidak baik, kecurigaan apalagi fitnah-fitnah baru yang dijatuhkan kepada saya juga kepada Ibu Megawati atau kepada siapapun. Saudara-saudara itulah yang ingin saya sampaikan.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4713 seconds (0.1#10.140)