Persaingan Kian Ketat, Bisnis Bunga Kurang Harum

Sabtu, 26 Juli 2014 - 16:00 WIB
Persaingan Kian Ketat, Bisnis Bunga Kurang Harum
Persaingan Kian Ketat, Bisnis Bunga Kurang Harum
A A A
BUNGA merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk hiasan, pemberian sebagai ucapan, dan hadiah. Mengingat fungsinya tersebut, Muhammad Yusuf (64), seorang bapak dari empat anak dan kakek dari dua cucu, yang saat ini tinggal di Cilebut, Bogor, memanfaatkannya.

Yusuf sudah bekerja lebih dari 30 tahun sebagai pedagang bunga di Cikini, Jakarta Pusat. Banyak suka maupun duka yang sudah dia alami selama menjadi pedagang bunga. Banyaknya pesaing pedagang bunga lainnya menyebabkan bisnis bunga bagi pedagang skala menengah-kecil menjadi kurang "harum".

"Ya, kalau dari segi perbedaan penjualan, jelas beda. Kalau dulu di era 80-90an, itu lumayan penjualannya, tapi sekarang nggak bisa diharapkan. Kalau dulu, Lebaran tahun 90-an, itu orang sudah banyak yang pesan. Menjelang Lebaran, itu bisa 30 hari full orang pesan, kalau sekarang boro-boro ada yang pesen," cerita dia saat ditemui Sindonews di kiosnya di Cikini, Jakarta.

Yusuf menuturkan bahwa penyebabnya mulai minimnya pembeli bunga ke kiosnya karena sudah banyak saingan dari pedagang bunga lain, yang kiosnya lebih bagus dari kios miliknya. Selain itu, adanya larangan menerima bingkisan bagi pejabat, sedikit-banyak mempengaruhi penjualan bunga.

"Yah, suka dukanya dagang kembang, ya begini. Kalau sepi begini sih, ya nggak ada kerjaan, paling kita ngobrol doang begini. Kalau nggak ada pemasukan, ya sudah, kita begini saja. Makan mesti beli, pengeluaran harus, pemasukan nggak ada. Terus kita mesti gimana? Kalau sukanya ya paling kalau banyak yang order, itu saja," tutur dia.

Menurutnya, penghasilan sebagai pedagang bunga tidak menentu karena menurunnya permintaan karangan bunga. Belum lagi beberapa bunga juga sudah mengalami kenaikan harga, bahkan ada bunga yang tahan tidak layu hanya sampai tiga hari.

"Nggak menentu kalau masalah penghasilan, paling gede kalau lagi ramai Rp3 juta, itu juga kalau malam Hari Raya Idul Fitri. Per bulannya sendiri (penghasilan) relatif, lumayan lah untuk makan. Kalau nominalnya, kita juga bingung nyebutnya. Ya gali lobang, tutup lobanglah istilahnya," tandas dia.

Adapun bunga yang dijajakan di kiosnya, Yusuf mengatakan, yang paling mahal adalah bunga lily casablanca dan anggrek cattleya. Harga bunga jenis itu dihargai Rp30 ribu-Ro40 ribu per tangkainya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4977 seconds (0.1#10.140)