Timah dan Nikel RI Pengaruhi Pasar Dunia

Selasa, 22 Juli 2014 - 17:23 WIB
Timah dan Nikel RI Pengaruhi Pasar Dunia
Timah dan Nikel RI Pengaruhi Pasar Dunia
A A A
JAKARTA - Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar menyatakan, Indonesia memiliki dua hasil tambang yang dapat mempengaruhi pasar dunia yakni timah dan nikel.

"Kita punya dua logam yang menentukan pasar dunia, hanya saja enggak pernah kita sadari," kata Sukhyar, dalam forum diskusi Kadin, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Menurut Sukhyar, jika Bangka Belitung (Babel) menghentikan produksi timahnya maka industri di dunia akan sangat terganggu. "Timah kalau Babel tidak mengeluarkan maka berdampak pada industri kita," ungkap Sukhyar.

Sementara Nikel, lanjut Sukhyar, dengan dihentikanya ekspor mineral mentah yang ditetapkan pemerintah Indonesia sejak 12 Januari 2014 membuat harga nikel di pasaran melambung tinggi.

"Kedua nikel, awal tahun Rp13 ribu perton naik sampai Rp21 ribu, makanya sekarang indusri yang punya nikel jadi kipas-kipas dia," paparnya.

Sukhyar mengakui banyak pihak yang menyesali hal tersebut. Namun hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri dengan dikelola dan dimurnikannya nikel di dalam negeri.

"Banyak orang mengatakan bahwa yang menikmati orang lain itu kesalahan kita, 30 smelter nikel dibangun, Bauksit ada delapan, pasir besi banyak sekarang. Menggembirakan," tuturnya.

Menurut Suhkyar, pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, membuat kreativitas semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya pembangunan pabrik pengeolahan dan pemurnian mineral (smelter) di dalam negeri skala kecil oleh salah satu perguruan tinggi Indonesia.

"Ternyata Undang-Undang ini memaksa bangsa meningkatkan nilai tambah, ITS sudah membuat smelter sekala kecil, teman pengusaha sudah mampu mengekstrak logam yang dicadangkan ada cooper, ada timah. Jadi dengan adanya Undang-Undang ini memaksa orang untuk berfikir," pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3410 seconds (0.1#10.140)