Kisah Kiai Kholil dan Gula Madura

Selasa, 01 Juli 2014 - 10:09 WIB
Kisah Kiai Kholil dan Gula Madura
Kisah Kiai Kholil dan Gula Madura
A A A
BANGKALAN - Pengurus Pesarean Syaichona Kholil Bangkalan, Rawidi, menceritakan karomah Kiai Kholil yang lain. Alkisah, pada suatu hari Kiai Asyik, Guru Kiai Kholil di Cangaan bermaksud mengadakan kenduren (selamatan). Untuk itu, kiai ingin memesan gula Madura dalam jumlah yang cukup banyak.

"Pada waktu itu, gula Madura sangat terkenal mutunya, sehingga suatu kenduren jika belum dilengkapi dengan gula Madura belum terasa lengkap," ujar Rawidi, saat berbincang dengan wartawan, Selasa (1/7/2014).

Kiai Asyik mengetahui diantara muridnya ada yang dari Madura, yaitu Kholil. Ketika hari jadi sudah sangat dekat, Kiai Asyik memanggil santri Kholil menghadap.

"Kholil, hari Kamis malam Jumat saya akan mengadakan kenduren. Saya ingin gula Madura. Bisakah kamu membawa ke sini?" tanya Kiai Asyik kepada santri Kholil. "Iya, kiai," jawab Kholil patuh. "Berangkatlah kamu ke Madura dan ambillah gula secukupnya," tegas Kiai Asyik sekali lagi.

Satu hari menjelang hari jadi, Kholil masih tenang-tenang saja dan tidak pergi kemana-mana. Hal ini membuat kiai Asyik gundah, sangat khawatir kalau gula Madura yang dipesan itu pada waktunya tidak ada.

Dengan sikap agak marah, Kiai Asyik segera memanggil dan menegur Kholil. "Kholil apa gula yang saya pesan sudah ada," tanya Kiai Asyik menyindir. "Iya, kiai, sudah ada di kamar," jawab Kholil muda dengan sopan.

"Ada di kamar?" ujar Kiai Asyil sambil mengerutkan keningnya seakan tak percaya ulah santri yang satu ini. Melihat adegan aneh ini, tiba-tiba Kiai Asyik memanggil santrinya dan berkata.

"Santri ambil gula di kamar Kholil!" Serunya setengah tidak percaya. Tidak ayal semua santri berdatangan ke Kiai Asyik. Kemudian Kiai Asyik menyuruh para santri untuk mengambil gula Madura di kamar Kholil.

Benar, ternyata para santri keluar dari kamar Kholil dengan tergopoh-gopoh membawa gula Madura sebanyak-banyaknya. Para santri terlihat sibuk bolak balik dari kamar Kholil ke rumah Kiai Asyik membawa gula. Bahkan, gula Madura yang diusung ke rumah Kiai Asyik meskipun sudah mencapai 3 gudang, persediaan gula masih tetap ada.

Kiai Asyik melihat pemandangan aneh di hadapannya tidak kuasa menahan air matanya karena haru. Ternyata benar ucapan Kholil. Di tengah keharuan Kiai Asyik melihat situasi itu, lalu bertanya-tanya dalam hati.

"Darimana gula Madura sebanyak itu didapat Kholil? Padahal dia tidak pergi kemana-mana sejak saya perintahkan".

Menyadari kelebihan santri Kholil, Kiai Asyik lalu memerintahkan agar menghentikan pengambilan gula madura dari kamar Kholil. Kiai Asyik sadar bahwa hal itu bukan peristiwa biasa, tetapi merupakan karomah kewalian yang diberikan Allah kepada Kholil.

"Sejak saat itu Kiai Asyik banyak memberi perhatian khusus pada kiai Kholil," tandas Rawidi.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4595 seconds (0.1#10.140)