UMKM Perlu Fasilitas untuk Hadapi MEA 2015

Rabu, 25 Juni 2014 - 18:30 WIB
UMKM Perlu Fasilitas untuk Hadapi MEA 2015
UMKM Perlu Fasilitas untuk Hadapi MEA 2015
A A A
SEMARANG - Menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) 2015, pemerintah diminta memberikan fasilitas kepada para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), supaya mampu bersaing di pasar global.

Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat di sela-sela acara Forum Ekonomi dan Bisnis Jawa Tengah 'Kesiapan UMKM Jawa Tengah Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015' di Kantor Bank Indonesia Wilayah V Jateng- DIY, Rabu (25/6/2014).

Menurutnya, untuk meningkatkan daya saing pelaku UMKM, pemerintah harus memberikan akses berjualan yang memadai. Salah satunya dengan membangunkan pasar seni atau pasar sentra UMKM.

"Kalau penempatan UMKM di supermarket tidak rasional, karena mekanisme pasarnya tidak akan berjalan, akan lebih baik para pelaku UMKM ini dibuatkan pasar sendiri," katanya.

Dia mengatakan, dengan adanya pasar sendiri, produk UMKM akan mampu bersaing dengan produk-produk lain dari luar negeri, mengingat produk dalam negeri memiliki kualitas yang tidak kalah.

Bahkan, lanjut Irwan, Indonesia memiliki banyak kelebihan dibandingkan Malaysia, Thailand, Singapura terutama dibidang tanaman jamu, buah-buahan, usaha kreatif dan garment.

Kepala Kantor BI Wilayah V Jateng-DIY Sutikno mengungkapkan, UMKM disadari menjadi salah satu pendorong urat nadi perekonomian baik di tingkat nasional maupun Jawa Tengah.

Secara nasional, pangsa UMKM terhadap PDB sekitar 58% dengan penyerapan tenaga kerja sekitar 97%. "Pangsa UMKM tersebut merupakan yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Kami berkeyakinan pangsa UMKM terhadap PDRB Jawa Tengah tidak jauh berbeda dengan angka nasional tersebut, meski belum ada angka yang akurat," jelasnya.

Pangsa ekspor UMKM secara nasional baru sekitar 16%, lebih rendah dibandingkan Thailand yang mencapai hampir 30% dan Malaysia sebesar 19%. Padahal, potensi UMKM yang ada sangat besar terutama terkait dengan semakin banyaknya inovasi yang dilakukan serta keunikan produk yang dihasilkan.

"Kami yakin dengan memberikan polesan yang tepat, UMKM kita dapat berkembang dengan baik," imbuhnya.

Dilihat dari penyebarannya, UMKM terkonsentrasi di Jawa yang mencapai sekitar 70% dari total UMKM di Indonesia. Berdasarkan sektornya, UMKM banyak berkecimpung di sektor PHR dan sektor pertanian, masing-masing sekitar 27% dan 23%.

Sutikno mengatakan, tantangan UMKM di Jawa Tengah adalah bertumbuh di tengah melambatnya perekonmian Jateng. Pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan I/2014 berdasarkan data BPS tumbuh melambat dari 5,6% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 5,4% (yoy) di triwulan I/2014.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6168 seconds (0.1#10.140)