Cara Kemensos atasi bencana alam & konflik sosial

Senin, 24 Maret 2014 - 18:59 WIB
Cara Kemensos atasi bencana alam & konflik sosial
Cara Kemensos atasi bencana alam & konflik sosial
A A A
Sindonews.com - Letak geografis Nusantara berada di titik cincin api (ring of fire). Hal itu berdampak pada rentannya berbagai bencana alam. Sehingga, diperlukan sumber daya manusia (SDM) terlatih dalam penanganannya, salah satunya Taruna Siaga Bencana.

Saat ini, Kementerian Sosial (Kemensos) memiliki SDM terlatih Taruna Siaga Bencana (Tagana) aktif sebanyak 27.000 personel dari total 33.000 personel yang telah dilatih dan tersebar di 33 provinsi di Indonesia.

Selain Tagana, masyarakat harus diberikan pelatihan, disatukan, dan diperkuat keserasian sosial antar warga. Pasca pelatihan, diharapkan bisa memperkuat saling percaya, komunikasi santun dan mempererat sosial, serta menyadarkan terdapat 143 titik rawan konflik sosial.

“Para Tagana terlatih dalam evakuasi, dapur umum, operasional kendaraan lapangan dan penanganan pasca bencana,” kata Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri, lewat rilisnya kepada Sindonews, Senin (24/3/2014).

Pendidikan akan kebencanaan merupakan sebuah keniscayaan. Sebab, sebagian besar masyarakat tinggal di daerah yang rawan bencana. Untuk itu, pengetahuan dan pelatihan bisa menggugah agar waspada terhadap berbagai bencana.

Pada awalnya, sebelum ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kemensos dalam tugas dan fungsinya hadir saat tanggap darurat. Kini, lebih pada pananganan tanggap darurat sebagai logistic supporting system.

“Kemensos lebih fokus pada pra bencana, pasca bencana melalui rekonstruksi sosial dan recovery sosial,” ucap Salim Segaf.

Menurutnya, bagian terpenting dari kebencanaan adalah sistem peringatan dini atau early warning system. Latihan mengenal tanda-tanda awal bencana menjadi bagian dari kewaspadaan yang sudah diwarikan leluhur, seperti tentang cara mengolah alam dan bertindak arif agar tidak ada bencana.

“Dampak bencana terbesar ada saat bencana telah berlalu. Dimana, perbaikan sarana dan prasarana, pemulihan sosial trauma bencana hingga pelatihan tentang kebencanaan mutlak diperlukan,” tandasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4935 seconds (0.1#10.140)